Membongkar Cerita Menteri Inggris David Cameron Bersama Presiden Jokowi Berdiskusi Tentang Politik |
"Tiga minggu sebelum referendum Brexit (British Exit), saya bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Bagaimana dengan referendum Cameron? Dia menjawab, Presiden Jokowi kita harus menang besar, tidak sedikit," kata Jokowi di Jambi pada hari Minggu, mengutip percakapannya. dengan David Cameron Ternyata harapan Cameron tentang kemenangan besar dalam referendum Brexit terlewatkan.
Adapun sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Membongkar Cerita Menteri Inggris David Cameron Bersama Presiden Jokowi, ada baiknya jika anda membaca artikel kami sebelumnya, yaitu : Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Erik Thohir Berkomentar Soal Perusakan Atribut Partai Demokrat
David Cameron Memberitahukan Ke Presiden Joko Widodo Mengenai Kondisi Politik Dan Ekonomi Global Yang Berdampak Pada Nasional
"Ini berarti perkiraan itu terlewatkan," kata Jokowi dalam debriefing calon legislatif dan pertemuan Tim Kampanye Daerah (TKD) di Hotel Abadi, Jambi.Pencabutan keanggotaan Inggris dari Uni Eropa (UE) atau Brexit terjadi berdasarkan hasil referendum Brexit yang diadakan pada hari Kamis, 23 Juni 2016.
Membongkar Cerita Menteri Inggris David Cameron Bersama Presiden Jokowi Berdiskusi Tentang Politik |
Jokowi memberi contoh kasus survei kedua, yaitu ketika Hillary Clinton melawan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika.
"Semua survei mengatakan Hillary Clinton sampai detik terakhir menang, tetapi 'perasaan' saya katakan Donald Trump (menjadi pemenang). Inilah yang saya katakan ada perubahan dalam ekonomi global, politik global, hingga perubahan dalam ekonomi nasional dan politik, "kata Jokowi.
Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 setelah mengalahkan lawannya Hillary Clinton dalam pemilihan AS pada 8 November 2016.
Donald Trump yang didukung oleh Republik memiliki 276 suara pemilih elektoral Jumlahnya cukup untuk membuat Trump berjalan ke Gedung Putih karena jumlah minimum suara calon presiden harus menang dalam pemilihan hanya 270 suara pemilih elektoral.
"Era keterbukaan melalui media sosial, tidak bisa dihentikan. Banyak masalah berkembang setiap jam, setiap menit berubah," kata Jokowi.
Membongkar Cerita Menteri Inggris David Cameron Bersama Presiden Jokowi Berdiskusi Tentang Politik |
Lembaga survei Median merilis survei elektabilitas kandidat presiden dan wakil presiden dalam pemilihan presiden 2019.
Hasilnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin adalah 47,7 persen lebih tinggi, Prabowo-Sandiaga 35,5 persen dengan 'Pemilih ragu-ragu' 16,8 persen.
Survei dilakukan dari 4-16 November 2018 hingga 1.200 responden yang memiliki hak untuk memilih dengan 'margin of error survey' +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul 60,4 persen sementara Prabowo-Sandi hanya 29,8 persen. Survei dilakukan pada 7-14 September 2018 melawan 1.220 responden dengan tingkat tanggapan 1.074 responden.
Survei dengan metode 'multistage random sampling' dan 'margin of error' sekitar 3,05 persen dengan responden terpilih yang diwawancarai melalui tatap muka.
"Kampanye yang paling efektif adalah dari pintu ke pintu, dari 'pintu ke pintu'. Peristiwa besar memang diperlukan, tetapi itu tidak benar-benar mempengaruhinya karena itulah yang harus kita lakukan adalah 'pintu ke pintu'," Jokowi stress.
Hadir pada acara tersebut Ketua Tim Pemenang Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Erick Thohir, Kepala Staf Presiden Moeldoko, Pejabat Gubernur Jambi Fachrori Umar, Walikota Jambi Syarif Fasha dan sejumlah tokoh lainnya.
Kalo suka, share ya ^^,
No comments:
Post a Comment