PPBola.net - THE BEST TIPSTER AND ONLINE BETTING - BANDAR BOLA ONLINE - AGEN BOLA ONLINE - AGEN SABUNG AYAM - AGEN TANGKAS - AGEN CASINO - AGEN TOGEL

Pages

Ditahan, Kesehatan Bos Mal yang Todong Pistol ke Pedagang di Makassar Drop



Ditahan, Kesehatan Bos Mal yang Todong Pistol ke Pedagang di Makassar Drop
Makassar - Bos mal dan hotel, Hasan Basri, ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pengancaman senjata api kepada pedagang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hasan Basri kini ditahan polisi.

"Masih ditahan di Mapolres Pelabuhan Makassar. Tidak ada perlakuan khusus, sama kayak tahanan lainnya," kata Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Aris Bachtiar, pada Kamis (30/5/2019).

Dari informasi yang didapatkan, Hasan Basri diketahui kerap mengeluh mengalami gangguan pada pernafasan dan hipertensi saat diperiksa oleh penyidik. Kondisi kesehatan Hasan Basri disebut menurun.

"Kondisi kesehatan (Hasan Basri) mulai drop, tapi kami terus melakukan pemantauan terhadap kesehatan tersangka," ujar Aris.

Hasan Basri ditetapkan jadi tersangka dan dijerat dengan pasal 336 ayat 1 sub 335 ayat 1 tentang pengancaman. Pelaku terancam hukuman 3 tahun penjara.

Seperti diketahui, pedagang yang ditodong pistol oleh Hasan Basri ialah Henrik (38). Dia mengaku ditodong karena memprotes sebuah pameran yang dianggap merugikan pedagang.

Hendrik menceritakan dirinya adalah salah seorang pedagang handphone di MTC. Kejadian penodongan ini terjadi pada Minggu (26/5). Saat itu, Hendrik bersama teman temannya sesama pedagang di lantai I mall MTC memprotes adanya pameran di lantai Ground mall itu.

"Jadi dua kali saya ditodong oleh Hasan Basri," ujar Hendrik saat ditemui media ppbola.

Setelah penodongan senjata itu, Hendrik mengaku diajak berbicara oleh anak Hasan Basri bernama Hensen. Namun, tidak lama berbicara soal pameran dengan Hensen, Hendrik sekitar pukul 17.30 Wita langsung pergi ke kantor polisi melaporkan penodongan itu.

"Saya laporkan soal ancaman karena saya ketakutan ditodong pistol. Saya merasa ada ancaman karena jarinya Hasan Basri sudah di pelatuk saat ancam saya," terangnya.

Share:

BPN Kralifikasi Kalau Prabowo ke Dubai Ketemu Kolega Bisnis dan Cek Kesehatan


BPN Kralifikasi Kalau Prabowo ke Dubai Ketemu Kolega Bisnis dan Cek Kesehatan
Jakarta - Capres Prabowo Subianto pagi ini bertolak ke Dubai, Uni Emirat Arab. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno mengatakan sang capres pergi ke Dubai untuk bertemu kolega bisnisnya.

"Biasa, ada urusan ketemu kolega, bisnis," ujar Juru Debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria, kepada wartawan, Selasa (28/5/2019).

Selain bertemu koleganya, Riza mengatakan, Prabowo akan melakukan cek kesehatan di Dubai. Namun dia menepis Prabowo tengah sakit saat ini.

"Prabowo itu orang yang rutin periksa kesehatan, rajin, olahraga rajin. Berenang dan naik kuda rajin," katanya.

"Periksa kesehatan rajin, bagus kok. Kesehatan prima. Dia kan disiplin, namanya mantan tentara, purnawirawan. Dia itu disiplin, tertib, teratur. Selama kampanye pilpres ini kan waktu sibuk. Belum sempat ke luar negeri menemui kolega dan teman. Sekalian cek kesehatan," imbuh Riza.

Politikus Gerindra itu mengungkapkan biasanya Prabowo tak lama berada di luar negeri.

"Biasanya nggak lama. Tapi kan itu di Dubai. Kecuali kalau di Bangkok, bisa 1-2 hari," kata Riza.

Seperti diketahui, Prabowo pagi ini bertolak ke Dubai bersama rombongan. Prabowo bertolak ke Dubai menggunakan jet pribadi. Eks Danjen Kopassus itu lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 08.14 WIB.

Ada sejumlah nama yang ikut dalam penerbangan itu. Yakni, asisten pribadi Prabowo Tedy Arman, Yuriko Fransiska Karundeng, Gibrael Habel Karapang, serta Mikhail Davydov dan Amzhelika Butaeva,

yang merupakan warga negara Rusia, Justin warga negara Amerika Serikat, dan Mischa Gemermann, yang merupakan warga negara Jerman.  

Share:

Ajak Rusuh 22 Mei, Pilot IR Masuk Jeruji

Ajak Rusuh 22 Mei, Pilot IR Masuk Jeruji

JAKARTA - Pilot sebuah maskapai penerbangan berinisial IR dibekuk aparat Polres Jakarta Barat. IR ditangkap karena menyebar ujaran kebencian (hate speech) agar masyarakat ikut rusuh pada 22 Mei.

"Dalam postingannya, IR menyebarkan konten ujaran kebencian serta narasi-narasi yang mengandung teror, hasutan, dan menakutkan. Salah satunya, pesan yang disebarkan melalui akun Facebook-nya adalah menghasut masyarakat untuk melakukan perlawanan pada tanggal 22 Mei 2019 saat pengumuman resmi hasil rekapitulasi KPU RI," kata Kasatreskrim Polres Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu dalam keterangannya, Minggu (19/5/2019).

IR diamankan Satreskrim Polres Jakarta Barat di rumahnya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/5). Awalnya, IR diperiksa di Polrestabes Surabaya.

Polisi menyatakan IR juga menyebarkan konten mengandung teror dan konten-konten hoax.
"Selain memposting konten yang mengandung hasutan dan mengandung teror, pelaku juga telah melakukan penyebaran konten-konten hoax, salah satunya adalah 'Polri siap tembak di tempat perusuh NKRI'," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolres Jakbar Kombes Hengki Haryadi mengatakan IR ditangkap setelah pihaknya melakukan patroli siber. Densus 88 Antiteror ikut mendalami keterkaitan IR dengan jaringan teroris.

"Kita kan patroli cyber, ITE siapa yang lihat pertama kali kita bisa tangkap di mana saja," kata Hengki, dikonfirmasi terpisah.

Share:

Respons Jokowi mengenai Usulan Bertemu Prabowo Sebelum 22 Mei

Presiden Jokowi & Prabowo
Ketum PAN Zulkifli Hasan mengusulkan Presiden Jokowi segera bertemu Prabowo Subianto. Jokowi mengaku sudah pernah menyampaikan usulan tersebut sejak lama.

"Sejak awal dulu sudah kan, masa saya sampaikan bolak-balik, ya sudahlah. Sudah saya sampaikan, sudah kan? Ya sudah itu," kata Jokowi di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (19/5/2019).

Sebelumnya, Zulkifli Hasan berharap pleno rekapitulasi suara pilpres pada 22 Mei 2019 berjalan tertib. Untuk itu, Zulkifli mendorong kedua capres yakni Jokowi dan Prabowo Subianto segera bertemu.

"Oleh karena itu saya harap Pak Prabowo dan Pak Jokowi cepat bertemu berbincang-bincang agar Indonesia lebih maju dari sekarang," kata Zulkifli seusai menghadiri buka puasa bersama PERTI di Twin Plaza Slipi, Jakarta Barat.

Terkait aksi yang akan digelar pada 22 Mei 2019, Zulkifli berharap pelaksanaan berjalan tertib dan damai. Zulkifli juga berpesan kepada KPU dan Bawaslu untuk merespons tuntutan yang akan disampaikan oleh massa aksi.

"Saya harap juga yang berwenang (KPU dan Bawaslu) juga bisa menjelaskan, kalau orang lagi marah dalam islam itu disuruh wudhu biar tenang. Tenang itu dalam islam jawab dan jelaskan agar ada trust kalau tidak distrust," kata Zulkifli.


SUMBER : Detik
Share:

Setelah Diperiksa, Pengancam Penggal Jokowi Tutupi Wajah dan Merasa Malu


Setelah Diperiksa, Pengancam Penggal Jokowi Tutupi Wajah dan Merasa Malu
Jakarta - Hermawan Susanto (HS), pria yang mengancam akan memenggal kepala Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengaku menyesal atas perbuatannya. Dia hanya menunduk sambil menutupi wajah setelah diperiksa polisi.

Pantauan Judi Bola Parlay, Hermawan keluar dari ruang penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pukul 21.46 WIB, Selasa (14/52019) mengenakan jaket berwarna ungu. Dia dibawa ke ruang tahanan piket Subdit Jatanras Polda Metro Jaya.

"Iya, menyesal," ucap Hermawan.

Hermawan sebelumnya dicari polisi setelah videonya tersebar di media sosial. Dalam video itu, dia tampak mengenakan topi dan mengancam akan memenggal kepala Jokowi.

Video itu disebut diambil saat dirinya mengikuti demo di depan kantor Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Jumat (10/5). Video tersebut kemudian viral.

Atas dasar video tersebut, polisi kemudian melakukan penyelidikan. Tim Subdit Jatanras yang dipimpin oleh AKBP Jerry R Siagian kemudian berhasil menemukan pelaku di Parung, Bogor.

Polisi saat ini masih mendalami kasus tersebut. Tersangka dijerat dengan Pasal 104, 110, 336 KUHP dan 27 ayat 4 UU ITE.

"Yang bersangkutan patut diduga melakukan dugaan makar dengan maksud membunuh dan mengancam presiden," tandas Ade Ary.               

Share:

Pelaku Ancam Penggal Jokowi Ngaku Salah: Saya Emosional

Pelaku Ancam Penggal Jokowi Ngaku Salah: Saya Emosional

Jakarta - Hermawan Susanto (27) mengaku menyesal telah mengancam akan memenggal kepala Presiden Joko Widodo. Dia mengaku emosional sehingga mengucapkan kata yang tidak sepantasnya.

"Di situ saya emang emosional, saya emang ngakuin salah," kata Budiman seperti dilihat Judi Bola Online Terpercaya dalam sebuah video, Senin (13/5/2019).

Budiman mengaku memang dirinya yang ada di dalam video yang tersebar di media sosial itu. Dia mengakui dia ikut demo di depan Bawaslu pada Jumat (10/5).

"Yang kemarin di video itu, jelas memang saya di situ," katanya.

Hermawan ditangkap di Perumahan Metro Parung, Jl Anggrek Metro IV Blok A5 Nomor 14 RT 02 RW 07, Desa Waru, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Minggu (12/5). Lokasi penangkapan Budiman dirumah kakaknya.

Hermawan sebelumnya dicari polisi setelah videonya tersebar di media sosial. Dalam video itu, Hermawan mengenakan topi dan mengancam akan memenggal kepala Jokowi.

Video itu diambil saat Hermawan mengikuti demo di depan kantor Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Jumat (10/5). Video tersebut kemudian viral.

Atas dasar video tersebut, polisi kemudian melakukan penyelidikan. Tim Subdit Jatanras yang dipimpin oleh AKBP Jerry R Siagian kemudian berhasil menemukan pelaku di Parung, Bogor.

Pelaku kemudian digelandang ke Polda Metro Jaya. Hermawan selanjutnya ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini masih ditahan di Polda Metro Jaya.

Share:

Perkosa Gadis 12 Tahun, WNI Dipenjara 20 Tahun dan Dicambuk di Malaysia

Perkosa Gadis 12 Tahun, WNI Dipenjara 20 Tahun dan Dicambuk di Malaysia

MALAYSIA - Maxi Banfantri (30), lelaki berkewarganegaraan Indonesia, divonis hukuman cambuk dan penjara 20 tahun di Malaysia karena terbukti bersalah dalam kasus pemerkosaan terhadap gadis 12 tahun.

Maxi mengakui bersalah dalam persidangan vonis yang digelar Rabu (8/5). Ia menuturkan, memerkosa dan melakukan kekerasan seksual terhadap korban.

Menurut pengakuannya, dikutip Judi Online dari The Star Online, Kamis (9/5/2019), dua kali ia berbuat keji terhadap gadis belia tersebut.

Pertama, terjadi pada 22 April di semak-semak Jalan Hock Ming, Kota Sibu, Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kedua, pada 23 April di semak-semak di Jalan Tanjung Kunyit, Kota Sibu.

Hakim Caroline Bee Majanil juga menjatuhkan hukuman 3 bulan penjara pada Maxi karena memasuki Malaysia tanpa dokumen perjalanan yang sah, alias berstatus pendatang gelap.

Tersangka telah dijatuhi total hukuman 20 tahun dan 3 bulan penjara ditambah 4 kali cambukan.
Menurut fakta dalam persidangan, ibu korban (45) mengatakan korban tidak ada di rumah pada 22 April.

Sang ibu sempat curiga putrinya itu pergi dengan Maxi, yang merupakan tetangga mereka. Keesokan hari, 23 April, ibu korban melapor ke polisi.

Pada 24 April sekitar pukul 9 pagi waktu setempat, sang ayah melihat korban di Terminal Bus Paradom. Korban mengakui telah melakukan hubungan badan dengan tersangka secara terpaksa.

Share:

Dipolisikan, Lieus Sungkharisma: Gila, Gua Kena Makar!

Dipolisikan, Lieus Sungkharisma: Gila, Gua Kena Makar!

POLITIK - Aktivis Lieus Sungkharisma menanggapi santai pelaporan dirinya dalam kasus dugaan makar. Meski dilaporkan, dia tidak akan berhenti bersikap kritis kepada pemerintah.

"Kita lapor susah, dia lapor cepat. Gila, I (saya) kena makar. Gue merasa keren banget nih. Emang gampang kena makar," ucap Lieus kepada wartawan di rumah makan Batik Kuring, Kawasan SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Lieus menyebut ada kecurangan dalam Pemilu 2019. Maka, dia akan tetap bergerak meski dilaporkan.

"Bukan mau menangkan Prabowo (Subianto), tapi tidak ikhlas ada pemilu curang. Buktinya KPU diam saja salah input data ribuan, padahal satu suara salah, pidana empat tahun. Saya aneh. Makanya saya bikin statement tangkap ketua KPU dan kecurangan ini harus dilawan," ucap Lieus.

Lieus siap dipanggil polisi untuk pemeriksaan. "Setiap saat (siap), kita tunggu. Bukan berarti dilaporkan kita berhenti. Kita akan terus berjalan, terus serukan ketidakadilan," kata Lieus
Sebelumnya, Lieus bersama Kivlan Zein dilaporkan ke Bareskrim Polri atas tuduhan makar. Laporan itu kini dikaji polisi.

Laporan terhadap Kivlan terdaftar dengan nomor LP/B/0442/V/2019/Bareskrim. Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana penyebaran berita bohong (hoax) UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan atau Pasal 15 terhadap keamanan negara/makar UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 joPasal 87 dan atau Pasal 163 bis jo Pasal 107.

Sedangkan laporan terhadap Lieus terdaftar dengan nomor LP/B/0442/V/2019/Bareskrim. Perkara yang dilaporkan adalah tindak pidana penyebaran berita bohong (hoax) UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 dan atau Pasal 15 terhadap keamanan negara/makar UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 87 dan atau Pasal 163 bis jo Pasal 107.

Share:

Didominasi Golput, Jokowi Ungguli Prabowo di Korsel dan Korut

Didominasi Golput, Jokowi Ungguli Prabowo di Korsel dan Korut

Hal itu diketahui usai rekapitulasi suara luar negeri di Kantor KPU, Jakarta, Senin (6/5).

Di Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Seoul, Korea Selatan, Jokowi-Ma'ruf meraih 7.094 suara, sedangkan Prabowo-Sandi mendapatkan 2.297 suara.

Sebenarnya di Korea Selatan tercatat ada 30.287 orang pemilih. Namun, sebanyak 23.100 orang WNI atau 76,27 persen di Korea Selatan tak menggunakan hak pilihnya.

Selain di Seoul, Jokowi-Ma'ruf juga menang di Korea Utara. Di wilayah kerja PPLN Pyongyang, Paslon 01 meraih 87,5 persen.

Namun, jumlah pemilih di negeri Kim Jong Un itu hanya 32 orang pemilih. Sebanyak 21 orang memilih Jokowi-Ma'ruf, 3 orang memilih Prabowo-Sandi, dan 8 orang sisanya tak menggunakan hak pilih.

KPU mengagendakan rekapitulasi suara luar negeri pada Sabtu (4/5) hingga Rabu (8/5). KPU menargetkan bisa merampungkan rekapitulasi suara di 130 wilayah kerja PPLN dalam lima hari.

Namun hingga hari ketiga KPU baru selesai merekapitulasi sekitar dua puluh PPLN. Komisioner KPU Ilham Saputra menyampaikan dua rapat digelar bersamaan untuk mempercepat proses penghitungan.

"Sejauh ini sudah 14 PPLN ya. Jadi untuk mempercepat kita bagi dua panel. Satu di halaman, satu lagi di ruang rapat utama," ujar Ilham di Kantor KPU, Jakarta, Senin (6/5).

Share:

Sandiaga Uno Nilai Tim Pemantau Pencaci Jokowi Kurang Kerjaan

Sandiaga Uno Nilai Tim Pemantau Pencaci Jokowi Kurang Kerjaan
"Saya enggak mau suudzon takutnya nanti kita membuat kerjaan yang sangat tidak perlu kaya kurang kerjaan saja," kata Sandi usai menggelar buka puasa bersama di kediaman Ibunya, Mien Uno di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5).

Kata Sandi, tim itu tak perlu dibentuk sebab tim ini berpotensi hanya menghambur-hamburkan uang negara.

"Padahal sudah ada netizen yang budiman, kalau tokoh-tokoh itu ada omongan kan langsung dinilai sama netizen yang budiman," kata Sandi. "Kalau ada badan lagi nanti menurut saya akan ada tambahan lagi untuk anggaran. Negara sudah banyak pengeluaran dan menurut saya bukan prioritas."

Sandi menyebut ide untuk membentuk tim yang dikatakan Wiranto itu sebagai ide yang sangat usang. Tak segan-segan Sandi bahkan menyebutnya sebagai sesuatu dari zaman lama atau dia menyebutnya dengan istilah zaman old.

Hal ini menurut Sandi sengaja dibentuk untuk membungkam tokoh-tokoh lama yang memang senang mengungkapkan ketidaksetujuannya pada pemerintah.

"Saya tegas saja, itu menurut saya cara-cara usang zaman old untuk membungkam para tokoh, enggak apa-apa biar para tokoh bicara kalau tokoh bicara kan ada Undang-undang ITE, ada Undang-undang yang berlaku di masyarakat," katanya.

Tim hukum nasional tersebut nantinya akan berisi para pakar hukum tata negara dan akademisi dari perguruan tinggi. Wiranto mengaku telah mengundang dan mengajak mereka bicara terkait pembentukan tim tersebut.

Wiranto berjanji akan memastikan pemerintah akan mengimplementasikan aturan-aturan dan sanksi tersebut secara adil. Ia berkata tak ada perlakuan khusus bagi tokoh manapun yang melanggar aturan hukum.
Share:

Lagi, Empat Penambang Emas Meninggal di Area Ilegal Kalsel

Lagi, Empat Penambang Emas Meninggal di Area Ilegal Kalsel
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan sebanyak empat penambang meninggal tertimbun tanah longsor di area penambangan emas ilegal di Kalimantan Selatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan sebanyak para penambang emas di Kotabaru, Kalimantan Selatan, diketahui hilang sejak Sabtu (4/5) siang.

Dalam perkembangannya, empat penambang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sehari setelahnya atau Minggu (5/5). Keempat orang yang meninggal dunia ialah Syahruni (25 tahun), Misdi (35 tahun), Ali (30 tahun) dan Tatung (40 tahun). Sedangkan seorang penambang atas nama Sugeng (35 tahun) selamat, meski mengalami luka serius.

"Seluruh korban hilang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, jenazah sudah diserahkan ke keluarga masing-masing," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis, Minggu (5/5) malam.

Saat ini, menurut dia, kronologi kejadian masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian.

Sutopo mengaku pihaknya mengalami kendala di lapangan, karena lokasi kejadian berada di daerah yang sulit dijangkau, yakni 15 kilometer (Km) dari Kecamatan Sungai Durian dan ditempuh dengan jalan kaki sekitar 4-5 jam. Adapun, upaya dilakukan saat ini melakukan pendataan sekaligus pencarian korban.

Share:

13 Kapal Asing Pencuri Ikan Ditenggelamkan di Pontianak

13 Kapal Asing Pencuri Ikan Ditenggelamkan di Pontianak

"Saya ingin memastikan kapal-kapal itu tenggelam, karena kapal-kapal itu sudah beberapa kali ditangkap dan berulang melakukan pencurian ikan. Saya ingin pastikan kapal-kapal itu ditenggelamkan," kata Susi di Pontianak seperti dilansir Antara, Minggu (5/5/2019).

13 kapal ditenggelamkan di perairan wilayah Pulau Daton dan tiga unit di Sambas. Susi mengatakan masih ada banyak kapal lagi yang akan ditenggelamkan.

"Sebanyak 51 kasus kapal asing yang mencuri ikan di perairan kita dan sudah berkekuatan hukum. Sudah dijadwalkan akan ditenggelamkan," katanya.

Susi menambahkan, saat ini masih ada 90 kasus kapal asing lagi yang dalam proses banding serta kasasi. Setelah berkekuatan hukum tetap, maka 90 kapal itu juga akan ditenggelamkan.

Dia berharap pemerintah Indonesia menang pada tingkat banding dan kasasi. Susi mengatakan akan segera menindak setelah ada putusan hukum tetap.

"Ini memang yang saya inginkan, adanya kepastian hukum dan ketegasan pemerintah Indonesia terhadap kapal- kapal asing yang mencuri ikan di wilayah laut kita, agar ada efek jera," kata dia.

Menurutnya, keberhasilan pengamanan laut Indonesia memberi efek seperti meningkatnya stok ikan sekitar 100 persen. Kemudian, kenaikan hasil tangkapan ikan para nelayan Indonesia yang naik hampir 50 persen selama lima tahun terakhir.

Gubernur Kalbar Sutarmidji mendukung Susi. Sutarmidji berharap kapal-kapal asing yang mencuri ikan di wilayah laut Indonesia segera ditangkap dan diserahkan untuk diproses hukum. Dia mengatakan penindakan yang tegas terhadap kapal asing pencuri ikan berdampak positif pada hasil tangkapan nelayan lokal.

"Bila perlu tidak menunggu pengadilan lagi, peraturan pemerintah (PP)-nya sudah jelas dan tidak perlu dilelang," katanya.

"Nasib para nelayan kita semakin baik, artinya langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Kelautan Perikanan ini saya dukung," tambah Sutarmidji.

Share:

Terpidana Arab Saudi Diduga Disiksa Sebelum Dieksekusi Mati

Terpidana Arab Saudi Diduga Disiksa Sebelum Dieksekusi Mati

Menurut kesaksian yang diperoleh CNN, dikutip pada 26 April 2019, bahwa mereka sama sekali tidak bersalah berdasarkan pengakuan mereka ditulis oleh orang yang telah menyiksa mereka, dan mereka sempat mengajukan banding.

Beberapa mengaku memiliki bukti penyiksaan yang dilakukan interogator mereka.
Namun tidak satu pun dari argumen-argumen ini yang mempengaruhi para hakim yang mengawasi persidangan mereka pada tahun 2016, dan para tersangka dihukum karena kejahatan terkait teror dan dihukum mati.

Pada hari Selasa, Riyadh mengumumkan bahwa 37 orang telah dieksekusi, termasuk tiga orang yang masih di bawah umur.

Salah satu dari mereka disalib setelah eksekusi, digantung dan dipajang sebagai peringatan.
Amnesty International mengatakan yang termuda dari orang yang dieksekusi adalah Abdulkareem al-Hawaj. Dia dituduh berpartisipasi dalam protes ricuh pada usia 16, dan hukuman matinya memicu kemarahan PBB, yang mendesak kerajaan untuk membatalkan putusan itu.

Yang lainnya adalah Mujtaba al-Sweikat, yang berusia 17 tahun ketika ia ikut serta dalam demonstrasi yang berujung penangkapannya pada 2012. Ia ditahan di bandara di Dammam saat ia bersiap untuk naik pesawat ke Amerika Serikat, di mana dia mendaftar kuliah di Western Michigan University.

CNN telah memperoleh ratusan halaman dokumen dari tiga persidangan 2016 yang melibatkan 25 orang yang eksekusi mereka diumumkan minggu ini. Sebelas orang dinyatakan bersalah memata-matai atas nama Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi. 14 lainnya dihukum karena membentuk "sel teror" selama protes anti-pemerintah di kota Awamiya yang sebagian besar Syiah pada tahun 2011 dan 2012.

Sebagian besar dari mereka berasal dari minoritas Syiah yang sering dipersekusi di Arab Saudi.
Bagi pihak berwenang, persidangan mereka yang terlibat dalam protes Awamiya adalah kasus terbuka dan tertutup, orang-orang itu mengaku, dan keadilan ditegakkan, kata seorang pejabat Saudi.

Ketika PBB mengemukakan kekhawatiran pada tahun 2017 bahwa penyiksaan telah digunakan untuk mendapatkan pengakuan dalam kasus itu, pemerintah Saudi menjawabnya dengan sepucuk surat yang menyangkal klaim tersebut dan menyatakan bahwa orang-orang itu mengaku bersalah di hadapan pengadilan.

Tetapi dokumen-dokumen yang diperoleh CNN menunjukkan, beberapa pria dalam kasus Awamiya berulang kali mengatakan kepada pengadilan bahwa pengakuan itu palsu dan terpaksa karena penyiksaan.

Dalam beberapa kasus, para tersangka mengatakan mereka hanya memberikan cap jempol untuk menandatangani pengakuan yang mereka klaim telah ditulis oleh penyiksa mereka.
"Itu bukan kata-kata saya," kata salah satu tersangka, Munir al-Adam, selama persidangan, menurut dokumen.

"Aku tidak menulis surat. Ini pencemaran nama baik yang ditulis oleh interogator dengan tangannya sendiri."

Pria 27 tahun, yang sebagian buta dan tuli, disebut sebagai salah satu pria yang dieksekusi pada hari Selasa.

Pemerintah Arab Saudi tidak segera menanggapi beberapa permintaan untuk mengomentari tuduhan penyiksaan dan pengakuan paksa yang tercantum dalam dokumen pengadilan.

"Kerajaan Arab Saudi telah lama mengadopsi kebijakan tanpa toleransi terhadap teroris yang menumpahkan darah orang tak bersalah, mengancam keamanan nasional kerajaan dan mendistorsi negara kita yang besar...Para penjahat yang dihukum yang dieksekusi hari ini menjalani pengadilan dan dinyatakan bersalah atas kejahatan yang sangat serius," tulis pernyataan Arab Saudi tentang eksekusi mati tersebut.

Share:

Popular Posts

Total Pageviews

Blog Archive

PPBola . Powered by Blogger.

Followers

Search This Blog

Histats

LIVE CHAT

Recent Posts